Page Nav

Breaking News:

latest

Menjaga Tradisi Menenun Masyarakat Mollo TTS

Kain tenun mulai terdesak oleh tekstil yang jauh lebih murah, sehingga banyak ditemui kebanyakan perempuan NTT menggunakannya. Terdorong k...

Kain tenun mulai terdesak oleh tekstil yang jauh lebih murah, sehingga banyak ditemui kebanyakan perempuan NTT menggunakannya. Terdorong kondisi ini, Komunitas Lakoat Kujawas di Kecamatan Mollo, TTS mengajak serta memberdayakan warga agar kembali aktif menjaga tradisi menenun dan kenalkan tradisi ini kepada anak keturunan mereka bahkan khalayak.


 

“Kain tenun bagi masyarakat adat sangat multifungsi dalam tradisi adat, sebab kain tenun dipakai untuk melengkapi prosesi adat. Dijadikan bahan antaran, juga digunakan dalam acara resmi, misalnya ke Gereja, pesta dan upacara adat lainnya,” ujar anggota Komunitas Lakoat Kujawas Alexander F.C. Oematan kepada rri.co.id, Sabtu (15/2/2025).

Misi Komunitas Lakoat Kujawas bukan mencari keuntungan, tapi berdayakan warga untuk jaga warisan budaya menenun. Menurut Alexander dengan menenun, ikut menekan kemiskinan, demikian disampaikan anggota Komunitas yang juga berfokus perangi rendahnya budaya literasi, dan perdagangan manusia.

”Kendalanya banyak yang tidak menenun sehingga banyak motif yang hilang jejaknya karena dilupakan. Misalnya dalam tradisi hantaran adat peminangan pernikahan, karena ingin praktis orang lebih memilih pakaian pabrikan sebagai pengganti, atau hantaran untuk orang meninggal banyak membawa kain batik atau kemeja/hem biasa,” tambah Alexander.

Alexander juga menjelaskan bahwa ia dan kawan-kawan berusaha menghidupkan pasar untuk para penenun tradisional. “Menciptakan pasar untuk mereka, juga ikut membantu meyakinkan mereka bahwa tenun itu masih perlu dan ada pasarnya. Kain orang Mollo, mempunyai ciri khas pada warna putih dan merah, ciri khas ini sejak moyang orang Timor dan wajib dipertahankan dengan kebanggaan anak cucu mereka," ucapnya.

No comments